Minggu, 01 September 2013

GEJOLAK!

tiba tiba pikiran penuh sama cerita ini, ya tulis aja apa yang ada.

*cerita ini hanya karangan dan fiktif belaka. apabila ada kesamaan nama, tempat dan kejadian, mungkin itu hanya perasaan anda saja, sungguh.*

namanya Yoga. dia lucu, aku suka.
aku mengenal yoga sudah lama, dia adalah teman dari temanku. kami berdua saling mengenal saat aku diajak oleh temanku untuk nongkrong bareng di sebuah cafe. awalnya aku canggung dengan yoga, tapi akhirnya aku terbiasa. yoga, dia suka sekali bercanda, iseng juga, dia lucu. aku tau yoga berusaha mendekatiku, dari cara dia menatapku, tersenyum padaku, bicara padaku, bahkan memperlakukanku dengan istimewa. yang membuat aku tertarik dengan yoga, selain dia lucu, dia juga orang yang sederhana dan pekerja keras. sedang, namaku kinan. namun yoga lebih senang memanggilku, inan, katanya biar lucu. ada ada saja memang, tapi aku suka yoga menyebutku begitu.

dia tidak romantis, tapi dia berhasil membuat aku jatuh cinta.
satu hari yoga mengajakku pergi. kami berdua berkeliling naik motor kesayangannya. diatas motor pun, dia tetap mengajakku bercanda, aku pun tertawa lepas karenanya, entah mengapa tapi aku merasa nyaman dan menjadi diri sendiri semenjak mengenal dia. kami turun di pinggir jalan, membeli es buah untuk sejanak mengusir dahaga, "nan, kamu tau nggak bedanya es sama kamu?" yoga senyam senyum. "apa?" aku menjawab dengan wajah datar. "kalau es itu mendinginkan tenggorokan, kalau kamu mendinginkan hati aku" dia masih senyam senyum nggak jelas. "oh, gitu" aku masih dengan muka datar, berpura pura tidak tertarik dengan gombalan yoga. "yah, inan kok gitu jawabnya. maaf deh, aku emang nggak jago gombalin kamu" wajahnya berubah jadi memelas. "hahaha, bercanda kok yog." aku tertawa melihat ekspresi yoga. "ah sial, hahaha, jadi aku berhasil gombalin kamu nggak?" :D . "enggak. aku enggak suka digombalin, aku maunya diseriusin." aku dengan muka datar. yoga tersenyum sambil melirikku, "bener, mau diseriusin? aku siap kok!" dia tersenyum iseng. "hahaha, apaan sih yog~" aku hanya bisa tertawa. "eng, gini deh. kamu mau kan jadi pacar aku? mau lah pasti, aku ganteng ini." :D mukanya nyebelin, tapi lucu, pengen cubit. "ih, PD banget lah! hahaha." . "yah, kok gitu. haha tapi mau kan? aku serius nan." emang sih wajahnya serius, tapi aku nggak yakin, takut kalo dibohongin, diakan suka bercanda. "apasih yog, nggak usah bercanda gitu, hahaha" aku cuma bisa ketawa asal. "yah inan. serius tauk.. kurang serius gimana sih aku." mukanya memelas lagi, kasian juga sih mukanya, haha. "kamu kan tukang bercanda, mana bisa dipercaya ah". "percaya deh nan, aku serius" tiba tiba dia memetik daun dari pohon yang ada disampingnya, "kamu mau enggak jadi pacar aku." lanjutnya sambil memberikan daun itu padaku. aku hanya mengernyit heran. "sorry nan, nggak ada bunga. daun aja yah, sama sama tumbuhan ini" senyum iseng. "tuh kan, bercandaaa" rengekku, aku memasang muka bete. "ciee pengen banget ya serius" dia menggodaku. "tau ah, yog!" aku pura pura bete. "eh, inan jangan marah gitu. aku serius, bener bener serius. untuk ketiga kalinya, kamu mau enggak jadi pacarku?" yoga diam, mukanya serius. "serius?" aku masih nggak yakin, dia mengangguk. "okedeh kalo serius, aku mau" aku tetep memasang wajah jutek. "asikkk.. tapi jangan jutek gitu juga kali nan." dia senyam senyum, yang pada akhirnya membuat aku ikut tersenyum.
mungkin ini yang dinamakan jatuh cinta, setiap saat ada saja alasan untuk tertawa dan bahagia. apalagi, cinta itu yoga. entah kenapa, aku merasa sangat beruntung memiliki yoga, mungkin ini berlebihan, tapi aku merasa hidupku sudah lengkap sekarang. aku tak pernah bosan bertemu yoga setiap harinya, aku tak pernah bosan terhadap kekonyolan yang dia buat, aku tak pernah bosan dengan dia. oh iya, besok ulang tahunnya yoga, kasih apa ya.. aku berkeliling mall mencari kado yang pas buat yoga, "wah, kayaknya cocok tuh buat yoga." pikirku. aku pulang dengan membawa sepasang sepatu untuk yoga, yah cuma bisa berharap sepatu ini muat di kaki nya, soalnya aku juga nggak tau ukuran kaki nya berapa, hahaha. aku sengaja nggak ngucapin selamat ulang tahun ke dia tepat pukul 12malam, aku juga nggak bikin surprise apa apa, aku sengaja nggak mau terlalu romantis ke dia, haha. seperti biasa, setiap pagi ada ucapan "selamat pagi" mampir di hape ku, siapa lagi kalo bukan dari yoga, "selamat pagi juga" balasku, "inan lagi apa?" basa basi nya muncul, "lagi gini gini ajanih yog, hehe." "ah, inan suka gitu kalo jawab :( nanti sore aku jemput ya, aku mau kerja dulu, selamat ngapain aja sayang :*" balasnya. sore hari, yoga menjemputku, dia membawaku ke sebuah cafe, kami berdua makan malam disana, ngobrol, bercanda.. "oh iya, yoga hari ini ulang tahun ya? selamat ih, semoga makin sayang sama inan ya" kataku, manja. "inan jahat ih, pacarnya ulang tahun baru diucapin sekarang." lagi lagi dia memasang muka sok memelas, "hehehe, yang penting kan ngucapin yang" elakku, "haha yaudah, nggak papa juga sih. ehm, inan juga ya, semoga makin sayang sama aku" dia tersenyum, hal yang paling aku suka dari yoga itu saat dia tersenyum, karena senyumnya itu emang bikin adem. kami berdua terbuai dalam obrolan, hingga larut. yoga mengantarku pulang, "selamat malam ya inan" dia tersenyum, "eh, yoga tunggu sebentar disini." aku bergegas masuk rumah, tak lama aku kembali kedepan, "ini buat yoga" aku memberikan sebuah bingkisan ke yoga, "aduh inan, baik bener, repot repot segala." dia tertawa tawa, "apasih yog, biasa aja" aku pura pura jutek. "hahaha, nggak usah sok jutek gitu, tapi makasih ya inan, aku pulang dulu." dia tersenyum sembari sedikit mengacak rambutku. "ati ati ya yoga, selamat malam." aku balas senyumannya. aku memandangi punggung yoga sampai hilang. aku senang sekali hari ini, ya, setiap hari aku memang senang, gara gara yoga. "inaaaaannnnnnnnnnnn.. ya ampun, makasih banget ya buat sepatunya :D" aku membaca sms dari yoga, sepertinya dia suka dengan hadiah yang aku berikan, "sama sama yoga, muat enggak? ._." aku sedikit khawatir, "muat kok nan, muat. makasih sekali lagi ya, sukaaa :*" dari pesannya, sepertinya dia benar benar bahagia, "syukur deh kalo muat, hehehe. asikkk yoga suka :)" "suka lah, masak enggak suka hadiah dari pacar :D hehe, yaudah tidur sana, udah malem :*" "iya, yoga :) love you" ---- "love you" kata ini sering aku ucapkan ke yoga setiap saat, entah secara obrolan langsung maupun lewat pesan singkat, bukan apa apa, aku hanya sedikit mengingatkan yoga, bahkan aku mencintai dia, bahwa aku sayang dia. dan kata itu selalu dibalas yoga dengan "love you too" kalimat sederhana ini cukup membuat aku senang.

horeeee! aku dan yoga berhasil melewati tahun pertama!
handphone ku berdering, dari yoga, segera ku angkat, "halo, kenapa yang?" aku sedikit heran, "kamu lagi dimana yang?" "aku dirumah, ada apa?" aku masih heran, "aku didepan rumah kamu, keluar gih" sesaat yoga mematikan telephonenya. aku beranjak keluar rumah, benar saja yoga sudah berdiri di depan pintu sambil senyam senyum, "kenapa? senyam senyum lagi." "hehehe" tiba tiba dia menyodori ku setangkai bunga mawar merah, lengkap dengan pita "happy first anniversary, sayang" lanjutnya masih dengan senyam senyum. aku sedikit terkejut, terkejut karena hari ini adalah hari setahunan kami, dan terkejut karena yoga ternyata bisa romantis juga, sebutir air mata nyempil di sudut mataku, aku benar benar terharu, "ya ampun, makasih sayang, happy first anniversary juga, ah, romantis amat" ucapku, "hehehe, sekali sekali lah. eh, buruan dandan, kita cabut yang" senyam senyum terus ini orang, haha, lucu.

konsep sederhana, itu kamu.
"yanggggg.. kamu dimana? udah pulang kerja belom? sibuk nggak? lagi ngapain? aku bosen. yuk main yuk!" aku sedang bosan, benar benar bosan, apalagi sudah beberapa hari ini aku tidak bertemu dengan yoga, dia sedang sibuk dengan kerjaannya, aku mengirim pesan ke dia. "lagi dirumah ini, aduh yang aku belom gajian, lagi nggak ada duit, hehe" balesnya, "lho, duit buat apa yang? kan aku ngajak kamu main -__-" jawabku bingung. "yah kan masa main nggak pake duit yang, nanti kalau pengen beli ini itu, gimana?" "ya ampun sayanggg.. aku enggak butuh duit, aku cumah butuh kamu! ketemu kamu!" jawabku agak ngotot. "hehe, iya sayang, iyaaaaa, nggak usah marah :)" pake embel embel senyum gitu deh. "pokoknya aku butuh ketemu kamu! kangen lah ini. ayookkk jemputt!" masih pake ngotot. "siaappppp bosss" jawabnya menggoda ku.
hari ini lagi lagi si yoga nggak ada kabar, sepi kalo enggak ketemu dia sehari aja. kangen juga sih, dikit. di sms enggak dibales, di telepon enggak diangkat! ih, dimana sih manusia satu ini :( yaudah sih, nyebelin banget deh ini orang, tinggal tidur ajadeh. hape ku berdering, dari yoga, males angkat ah, pura puranya ngambek, lama.. masih berdering, kasian juga sih.. "hallo, kenapa?" dengan nada agak bete. "haha, lagi ngapain yang?" e dia malah ketawa tawa. "lagi gini gini aja" masih dengan nada jutek. "duh, jangan marah dong yang, hahaha" masih aja ketawa tawa. agak sebel tapi lucu juga sih, apalagi kalau liat ekspresinya langsung, gemes. "masih bisa ketawa ketawa? kemana aja? seharian disms nggak dibales" makin jutek. "hahaha, maaf yang maaf, nggak ada pulsa, hee" "tapi di telepon nggak diangkat!" "udah yang udah, maaf, kamu dimana?" "dimana mana" jutekkkkk. "aih, jangan gitu. serius ini. aku didepan rumah kamu." nadanya muali serius. "oh" singkat. "hahaha, yang jangan marah yang, serius ini, keluar gih." dia merayu. "ya, bentar." aku berjalan malas malas an ke arah pintu depan, malessss banget. aku sampai di depan pintu, rasanya sih mau ketawa, tapi udah mempersiapkan diri buat pura pura jutek, *cklek* aku membuka pintu perlahan, celingak celinguk! ah! dikibulin yoga :( "DORRR!" yoga mengagetkan ku, "yoga ih!" aku terkejut, memukul yoga pelan. "hahaha, happy birthday inan sayang :D" dia senyam senyum, membawa sepotong kue dengan satu buah lilin. kali ini aku syok dengan kejutan yoga, antara seneng sama bete, tapi lebih ke seneng sih. "kok diem aja yang, marah ya?" yoga menyadarkanku dalam lamunan. "ah, ya ampun, aku sampai bingung harus ngomong apa" muka ku masih syok. "hehe, tiup lilinnya yang, keburu meleleh semua" kemudian aku meniup lilin, "makasih, yoga :)" akhirnya aku tersenyum, "sama sama sayang" kali ini aku tak bisa menahan haru, air mata ku menetes, senang sekali rasanya mendapat kejutan dari yoga. "kok malah nangis yang?" dia heran, aku cuma tersenyum, tiba tiba yoga merengkuhku, meletakkan aku dalam pelukannya, aku benar benar merasa tenang sekarang. "maaf ya tadi nggak ngasih kabar, hehe" aku cuma tersenyum. "eng, yang, maaf ya nggak bisa ngasih apa apa, eng. cuma bisa ngasih ini" dia menyodorkan aku sebuah bingkisan, isinya kalung. "ya ampun sayang, makasih banget. bagus banget. ini udah lebih dari cukup." aku makin terharu. "syukur deh kalo kamu seneng, sekali lagi maaf cuma bisa ngasih ini, tau sendiri belom gajian, hahaha." hobi banget ini orang ketawa. "hehe iya yang, kamu dateng aja udah bisa bikin aku seneng, sekali lagi makasih ya." aku tersenyum.
hari ini aku kerumah yoga, udah beberapa hari ini dia sakit. aku melihat wajah yoga, kasian amat ini orang, baru kali aku melihat yoga cuma bisa diam, nggak bawel kayak biasanya. lucu juga sih lihat dia kayak gini, pengen ketawa, tapi kasian juga lagi sakit, hehe. "kenapa liatinnya kayak gitu?" mungkin dia bisa menebak apa yang aku pikirin. "ah, nggak papa" aku menahan senyum. dia melirik curiga, sepertinya dia ingin ketawa tapi susah. haha. kasian pokoknya. "yaudah ya yang, aku pulang dulu, kamu istirahat ya, jangan lupa obatnya diminum, get well really soon sayang. love you :)" aku mendaratkan kecupan di dahi yoga, dia tersenyum "iya sayang, makasih, love you too :)" "pokoknya cepet sembuh! kangan lucu lucu an sama kamu :(" aku agak merengek. "hehe iyaaaa" dia tersenyum.

dia, masa lalu mu, datang. diantara kita.
"hahaha, tapi enggak gitu juga kan yang" yoga tertawa setelah merasa berhasil mengerjaiku. "tau ah" aku pura pura marah. "hahaha jangan marah ih, bercanda" dia merayu ku. "iya iya, kamu ih" aku tersenyum. kami berdua melanjutkan makan, tiba tiba yoga meletakkan sendoknya, dia diam. memandang lurus kedepan. "kenapa yang?" aku heran. dia cuma menggeleng. aku curiga, mana mungkin dia nggak papa. "kenapa sih yang?" dia masih diam, meraih ponsel nya dan memainkannya, nggak biasanya yoga cuek kepada ku. aku benar benar malas dengan keadaan kayak gini, aku ikut bete. sesekali aku memergoki yoga melihat lurus kedepan, karena penasaran, aku melihat ke arah tersebut, aku melihat beberapa cewek berada dimeja depan kami, satu diantara terus menerus melihat yoga, siapa dia? aku agak curiga. karena mungkin si cewek ini tau kalau aku memperhatikan dia, dia langsung pura pura tak melihat dan langsung melanjutkan makan. "siapa yog?" aku bertanya kembali pada yoga setelah keheningan kami. lagi lagi dia menggeleng. "kamu kenapa sih yang? daritadi diam aja. males ah kalau kayak gini." aku jutek. "udah ah, nggak usah dibahas" dia jutek. kenapa sih si yoga, ini baru kali pertama nya dia jutek ke aku, aku curiga, aku bete. "pulang aja yuk yang, bete ah." tanpa basa basi aku melangkahkan kaki ke pintu keluar dengan muka masam, bete banget! yoga mengikuti langkahku. sampai dirumah, aku langsung turun dari motor yoga dan langsung masuk ke dalam rumah secepatnya. aku tau yoga melihatku tajam, ah terserah aku marah. beberapa hari aku dan yoga tak saling memberi kabar, kami mulai menjauh, kami hanyut dalam ego.

orang ketiga! DIA!
hari ini aku jenuh sekali, akhirnya aku ikut teman teman ku pergi ke mall. kami berjalan jalan, ketawa tawa, sejenak aku melupakan kejenuhanku terhadap yoga. ehm, yoga. apakabar dia? sudahlah, aku masih bete. teman teman ku mulai memilih baju baju yang mereka incar. aku pun tak mau kalah, tak sengaja aku mengalihkan pandangan ku ke coffee shop depan butik tempat aku berpijak sekarang, aku mengenal sosok salah satu pria disana, itu yoga kan? iya kan? aku mulai mendekat, tak sedekat itu. benar, itu yoga! tapi, dia dengan cewek, siapa itu? aku nggak pernah tau dia sebelumnya, eh. itu kan cewek yang waktu itu ketemu di cafe, yang bikin yoga jadi jutek sama aku. kenapa yoga sekarang sama cewek itu, jalan bareng, dan terlihat mesra. yoga tertawa tawa bareng cewek itu, yog, kamu... aku melepon yoga, awalnya enggak dia angkat, sekali lagi ku telepon, "halloo, kamu dimana?" aku ingin memastikan. "aku di kantor, kenapa?" jawabnya datar, aku diam sejenak.. "kenapa?" dia mengulang pertanyaannya, aku masih belum menjawab, aku menatap kaku ke yoga, tiba tiba dia melihat kearahku, dia kaku, cewek itu juga. kami bertatapan beberapa detik, aku mematikan telpon, aku berlalu meninggalkan yoga dan teman temanku, aku kecewa, benar benar kecewa! aku cuma diam, beberapa hari ini aku diam dikamar, air mata sudah tak terbendung. aku sakit, benar benar sakit, kecewa! baru kali ini aku bisa marah dengan yoga, yog, aku kecewa!! yoga sering sekali mengirimku sms, dan meneleponku, sama sekali aku biarkan. aku masih hancur, aku masih sakit. selang lama aku masih diam menyendiri, tak ada yang bisa membujukku untuk keluar. aku hancur.. aku benar benar hancur.
satu waktu aku mengangkat telepon yoga, "yang, kamu kemana aja. maafin aku.." dia memelas, aku cuma diam "aku mau ketemu kamu, sekarang di cafe." belom sempat dia berkata, telepon sudah aku matikan, aku bergegas ke cafe, diam menunggu yoga datang. beberapa saat kemudian yoga datang, mukanya bersalah, dia hanya menunduk, tak bisa tersenyum, yoga duduk di bangku depanku, "yangg.. aku minta maaf." dia diam menunduk. "yog, aku kecewa sama kamu! aku nggak tau, pokoknya aku hancur, kenapa sih kamu ngelakuin ini ke aku? kenapa yog?" aku marah, benar benar marah. "maaf nan, aku.. aku minta maaf, aku khilaf" dia masih diam tak berani menatapku. "khilaf? yog, kamu tu nyakitin aku tau! aku hancur! aku sakit yog! ngertiin aku dong!" aku semakin meninggi. "nan, maaf..." kini dia mulai berani menatapku, wajahnya sedih. "kita udahan aja yog, aku kecewa benar. kamu dulu bilang mau serius, tapi apa nyatanya. aku capek yog. kita udahan" aku menahan tangis. "tapi nan.." mata yoga memerah, aku tau dia juga sedih, tapi aku tak bisa meneruskan semua ini, aku tak bisa. "aku maafin kamu yog, tapi kita udahan aja." aku beranjak, yoga memegang tanganku, "nan, maafin aku" dia masih saja minta maaf. "makasih yog buat semuanya, makasih udah bikin aku seneng terus selama sama kamu, makasih." aku meninggalkan yoga. yoga masih diam, tak berkutik.

akhirnya, aku jatuh dalam.. rindu....
aku nggak tau, ini sudah lama sejak aku memutuskan untuk udahan dengan yoga. sesekali aku masih merindukannya, aku nggak mau munafik, aku benar merindukannya. aku rindu senyuman yoga, aku rindu candaan yoga, aku rindu saat yoga menggoda ku, aku rindu tertawa bersama yoga, aku rindu pelukan yoga, aku rindu ucapan selamat pagi selamat malam dari yoga, aku rindu ketidak romantisannya, aku rindu semua muanya tentang yoga.. yog, aku rindu. yog, kamu rindu kan denganku? yog.. ah, sudahlah.
berbulan bulan berlalu, satu hari ada yang mengirimku sms, yoga.. "selamat pagi inan.. :)" aku tersenyum....

3 komentar: