Selasa, 23 Juli 2013

JARAK

kita dipertemukan oleh jarak.. kita disatukan oleh jarak.. kita dipisahkan oleh jarak.. dan pada akhirnya kita kembali dengan jarak..

*cerita ini hanyalah karangan dan fiktif belaka. apabila ada kesamaan nama, tempat dan kejadian, mungkin itu hanya perasaan anda saja, sungguh*

aku.. panggil saja echa.
aku.. mencintaimu sejak lima tahun lalu, ketika itu aku menuju kotamu untuk bertemu dengan temanku. temanku adalah seorang artist, bukan, bukan artis sinetron. dia sangat suka menggambar, dan namanya memang sudah tidak asing di kota dia tinggal. hari itu aku mendatangi sanggar seni nya, disitu banyak teman teman nya yang datang, oh iya, nama teman ku adalah billy. aku memperhatikan billy yang sedang sibuk dengan buku sketch dan pensil nya, sepertinya dia sedang menggambar jalanan, aku bertanya pada billy, "gambar apaan sih bil, bikin pusing gitu." "ini namanya jarak, yang dimana semua orang pasti akan melaluinya." dia tetap fokus pada gambarnya, aku mengernyitkan dahiku, masih bingung dengan jawaban billy. aku melihat lihat sekitar, orang orang ini sibuk dengan gambarnya masing masing, ada juga yang bercanda. dari sudut sini, aku melihat tiga orang pria yang sedang menggambar sambil bercanda dan tertawa, satu diantara mereka sempat menatapku, sekilas. hal itu memang sudah biasa terjadi, aku biasa biasa saja.
malam setelah hari itu, billy mengajakku makan disebuah cafe, ada beberapa temannya yang ikut, tapi tidak sebanyak waktu di sanggar. dalam obrolanku dengan billy, aku sempat menoleh ke serong kanan ku, pria ini lagi, dia menatapku, kali ini sambil tersenyum, aku membalas senyumnya singkat dan melanjutkan obrolanku dengan billy. aku diantar billy pulang kerumah kakak ku, kakak ku memang bekerja di kota ini. turun dari mobil, billy berkata padaku, "cha, dapet salam dari ale" dia tersenyum mengejek. "ale? ale siapa?" aku heran, tapi billy hanya tersenyum dan berpamitan pulang. aku melupakan perkataan billy, badan ku sudah lelah, butuh istirahat.

selang dari itu, aku pulang ke kota ku, banyak kerjaan yang harus ku selesaikan. dalam diam, tanpa sadar aku selalu teringat sosok pria itu, tatapannya selalu tersirat di pikiranku, awalnya aku menolak tapi semakin ku tolak, akan semakin teringat, baiklah ku biarkan. singkatnya, aku mendapat sebuah pesan singkat, dia mengaku sebagai ale, ale? sepertinya aku pernah dengar. benar saja, dia bilang dia temannya billy, ah, pasti ini kerjaannya billy, aku abaikan. suatu hari ale mengirimi ku sebuah gambar, dia bilang itu gambarku, lucu. dari situ aku mulai terbiasa dengan ale, bahkan kami sering bercanda, seru juga ternyata orangnya, pikirku. selang tiga minggu aku di kota itu, hari ini aku harus kembali ke kota itu lagi, kali ini bukan untuk menemui billy sepenuhnya, tapi untuk mengantarkan ibuku yang katanya rindu dengan kakakku, sebagai anak yang berbakti, tentu aku mau menemani ibuku.
di kota itu, aku berkunjung ke sanggar milik billy lagi. aku melihat pria itu lagi, kali ini hatiku benar benar berdegup kencang. bodoh! apa yang sedang ku lakukan, pikirku. tatapan itu memang tajam, benar benar berhasil membuat jantungku berdegup. "echa" dia tersenyum padaku, manis. eh, darimana dia tau namaku, yah mungkin karena dia temannya billy, jadi ya bisa jadi dia tau namaku, hehe. aku membalas senyumnya, "aku ale" dia tersenyum lagi, aku meleleh. ha? ale? jadi, pria ini.. jadi, ale.. aku bingung, senang dan kaget.. ah, ale.. singkat, kami sudah larut dalam obrolan yang diselingi sedikit tawa, ale ini orangnya lucu. aku rasa, aku mulai suka dengan dia.

sudah hampir lima bulan aku mengenal ale, hari ini dia mengunjungi kotaku, aku menyambutnya. kami berdua sudah semakin akrab, tidak ada canggung lagi, tidak ada rasa malu lagi, yang ada hanya tawa jika aku bersama ale. aku mengajak ale ke kafe favoritku, kami tak henti hentinya mengobrol, semua, tentang apa saja yang ada dipikiranku maupun pikiran ale, kami benar benar mengobrolkan semua. sampai pada akhirnya, ale menatapku, aku benci tatapan ini, tatapan yang membuat jantungku berdegup kencang, tatapan yang membuat aku meleleh. "cha, aku suka kamu, kamu mau nggak jadi pacarku?" aku diam, benar benar diam. "cha.." aku tersadar, "iya.. aku mau.." tanpa aiueo, aku langsung menjawabnya, walaupun aku masih sedikit kaget. hari itu milik kami.

ini sudah 2bulan sejak ale main di kota ku ini, waktu yang biasanya terasa begitu cepat, kini terasa lama, aku mulai rindu ale. menanti bertemu itu lebih lama dari ketemunya. seandainya kita tak berjarak. 3, 4, bahkan 5 bulan kami baru bisa bertemu, kadang aku ke kota nya, kadang dia ke kota ku, aku tak pernah lelah, aku tak pernah menyerah. jarak hanya sebagai penguji, sampai dimana kita bisa bertahan, sampai dimana kita bisa saling percaya.
setiap bertemu, kami tak pernah puas akan waktu. kami selalu menghabiskan waktu yang kami punya untuk kami berdua, ya, berdua. kami tak pernah bosan berkeliling, kami tak pernah bosan berjalan berdua. hari ini ale pulang, seperti biasa, aku mengantarnya sampai ke stasiun, hari ini perasaanku sangat berbeda, aku masih rindu ale, nggak biasanya. aku menatap punggung ale yang sedang mengantri untuk membeli tiket pulang, membeli jarak. ale.. aku benar benar jatuh cinta dengan orang ini. rasanya aku tak ingin membiarkan ale pulang, aku tak rela kami terpisah jarak kembali, aku masih ingin bersama ale. ale menghampiriku, "kenapa?" aku hanya menggeleng lemas, tiba tiba ale meraihku, memelukku dalam, aku merasakan kehilangan.

selang itu..
"cha, aku nggak bisa.. kita udahan ya?" ale tak menatapku, "kenapa?" aku hanya diam. "aku capek sama jarak ini, aku kasian kamu, aku.." dia tak melanjutkan dan masih tak mau menatapku, bukan ale. aku menatap ale dalam dalam, aku melihat kegelisahan, "kenapa harus kasian sama aku? aku nggak pernah capek sama jarak ini, kenapa kamu capek di hampir tiga tahun kita le? kalo kamu nggak bisa, kenapa kamu harus memulai?" ale masih diam, dia bergetar, "kenapa?" aku mendesak ale, "aku.. aku.. suka sama cewek lain" dia terbata, matanya terpejam, aku diam. dia melirikku, "kamu marah?" "kenapa harus marah? semua orang punya hak untuk suka sama siapa saja, kalau kamu lebih memilih dia, ya berarti aku harus ngalah, aku nggak mau egois maksain hubungan ini sendiri." aku berusaha tenang, aku berusaha tegar, aku diam. seketika kami berdua memasuki keheningan. aku dan ale, hilang.

setahun berlalu tanpa pertemuan, ale kini sudah tak terbayang, hilang. billy mengundangku ke kota nya, dia akan mengadakan pameran hasil karya nya, aku bangga padanya. aku menemui billy disanggarnya, banyak orang yang datang untuk melihat hasil karya nya, billy memang berbakat. rasanya, sudah lama sekali aku tidak ngobrol dengan billy seperti ini, billy tau semuanya, tapi dia memang tak suka ikut campur. itu, ale.. dia melihatku, aku cuma tersenyum, diapun. aku memang tak pernah membenci ale atas perlakuannya padaku, karena ale memang sudah menjadi bagian hidupku, memberiku cerita cerita manis, dan kenangan indah. aku tak mungkin membenci ale, karena dulu aku yang memilihnya, tidak, aku tidak bisa membenci ale, aku sayang dia. billy memecah keheninganku, "ale udah lama sendiri, dia sama cewek itu cuma bentaran" billy ngomong dengan datar, aku cuma diam, tidak ada perasaan senang maupun kecewa, tidak.
hampir dua tahun kesendirianku, ale datang lagi dihidupku. kami masih sering ngobrol melalui pesan singkat, tapi tidak sedekat dulu. satu hari aku bertemu dengan ale, kami makan, ngobrol, dan bercanda. rasanya aku pernah merasakan kebahagiaan ini sebelumnya, iya, saat aku masih bersama ale. "cha. ada kesempatan lagi buat aku?" ale memandangku, tatapan itu, aku menatapnya dalam. aku suka tatapan ale, aku benar benar suka. lama berselang dalam diam, ale masih menungguku bicara, "aku mau jadi pacar kamu, lagi.." sambungnya, "kamu yakin? kamu bakal mampu melewati jarak ini lagi?" ale mengangguk, "cha, maafin aku, dulu aku memang bodoh udah melepas kamu, aku nyesel. aku nggak bakal mengulangi kesalahan itu lagi, aku sayang kamu." raut wajah ale benar benar serius, aku tau dia sudah menyesal "iya ale, aku mau." senyuman ale merekah, aku memang tak mau membohongi perasaanku sendiri, aku masih sayang ale, dan pada akhirnya aku akan berjuang kembali pada jarak ini.
---jarak, dalam jarak ini kita berbagi cinta, kita masih bisa tertawa bersama meskipun kita saling merindukan. jarak, aku tak pernah lelah untuk menunggu mu semakin dekat, hingga pada akhirnya jarak akan kandas oleh cinta kita. sayang, aku tau jarak ini memang berat, tapi aku akan melaluinya bersamamu, aku akan kuat bersamamu, mana mungkin aku sendiri. sayang, disaat jarak mempertemukan kita, aku benar benar bersyukur, orang itu adalah kamu. sayang, aku tau ini berat, bukan hanya kamu, tapi aku juga merasakan, aku sempat kecewa saat kamu memutuskan untuk mengakhiri jarak ini, tapi aku tak pernah menyesal aku pernah bersamamu. sayang, pada akhirnya kita kembali lagi pada jarak ini, disini kita akan sama sama belajar, kita sama sama memahami dan menghargai, biarkan jarak ini melakukan tugasnya, pada akhirnya aku masih bisa bersamamu. mungkin akan banyak orang yang menganggapku bodoh, tapi sayang, mengertilah, cintaku memang sudah berhenti di kamu, aku tak suka pindah pindah hati hanya untuk mencari kecocokan, jika kita percaya, kecocokan itu akan tumbuh dengan sendirinya, seperti aku dan kamu, seperti kita. semoga jarak ini akan mengabadikan kita, semoga.---